Jumat, 16 Desember 2016

HIZIB LATHIF

حِزْبُ اللَّطِيفْ

بِخَفِ لُطْفِ اللّٰـهِ بِلَطِيْفِ صُنْعِ اللّٰـهِ بِجَمِيْلِ سِتْرِ اللّٰـهِ دَخَلْتُ فِى كَنَفِ اللّٰـهِ وَتَـشَافَعْتُ بِرَسُوْلِ اللّٰـهِ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.بِيَاهٍ بِيَاهٍ بِيَاهٍ أُهَيْلٍ أُهَيْلٍ أُهَيْلٍ أَهْيَاشٍ أَهْيَاشٍ أَهْيَاشٍ حَجَبْتُ نَفْسِى بِحِجَابِ اللّٰـهِ وَمَنَعْتُهَا بِأٰيَاتِ اللّٰـهِ وَبِالْأٰيَاتِ الْبَيِّنَاتِ وَبِحَقِّ مَنْ يُحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمُ.
جِبْرِيلْ عَنْ يَمِيْنِى : تِيُفْ بَاهُوْ كَانَنْ
وَإِسْرَافِيلْ عَنْ وَرَائِى :  تِيُفْ كتِيَاكْ كَانَنْ
 وَمِيْكَائِيلْ عَنْ يَسَارِى : تِيُفْ بَاهُوْ كِيْرِيْ
وَسَيِّدُنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى اَمَامِىْ. (تَڠَانْ بٓرْ دُعَاءْ(
وَعَصَى سَيِّدِنَا مُوْسٰى فِى يَدِىْ (تَڠَانْ مٓڠْڮٓڠْڮَمْ(
 وَمَنْ رَأٰنِىْ هَابَنِىْ (تَڠَانْ مٓمْبُوكَا(
وَخَاتَمُ سُلَيْمَانَ عَلَى لِسَانِىْ)    لِيْدَاهْ دِيْ تٓكُوكْ كٓأَتَاسْ (
 وَمَنْ تَكَلَّمْتُ عَلَيْهِ قَضَى حَاجَاتِىْ

يَا اللّٰهُ يَا رَسُوْلُ اللّٰهُ يَا سَيِّدِى الشَّيخْ مُحْىِ الدِّيْنِ عَبْدُ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِي الْبَغْدَادِى وَلِيُّ اللهِ كُوْلَا يُوُونْ دُوْمَا تٓڠْ فَنْجنغانْ، فَنْجنغانْ سُوُنَاكن دُوْمَا تٓڠْ  كُستِى الله كُوْلَا يُوُونْ كَرَامَةْ اِيْفُوْنْ حِزْبُ اللَّطِيفْ سَرْتَا يُوُونْ دِيْفُونْ فَارِيْغِيْ فُكُوْلَانْ اِيْفُوْنْ مَلَائِكَةْ جِبْرِيلْ إِسْرَافِيلْ مِيْكَائِيلْ
keterangan : puasa 11, 9, 21 hari ngrowot
terakhir ngebleng
ba'da sholat fardhu dibaca 11 x
ba'da sholat hajat dibaca 86 x
dalam keadaan genting / darurat dibaca 42 x


        Jurus hizb lathif1.      Menuding dengan telunjuk jari, telunjuk jari melumah
2.      Telunjuk jari dalam keadaan melumah ditarik (ditekuk ruas demi ruas)
3.      Menolak dengan tapak tangan, jari-jari rapat.
4.      Tangan menggenggam pelan-pelan.
5.      Meniup (sebul)
6.      Membuka genggaman tangan dengan ditujukan apa yang dikehendaki (pecah)
7.      Kedua tangan dikumpulkan menjadi satu (tangan dijadikan satu dengan bersilang), atau kedua tangan dada.
8.      Ibu jari dan telunjuk jari tangan digerak-gerakan dengan di ikuti pandangan mata ke arah ibu jari atau kuku            telunjuk jari, sambil digerak-gerakan.
9.      Menunjuk atau menuding dengan telunjuk jari dengan di ikuti pandangan kearah kuku dan tangan kiri            
         kebelakang
10.   Tangan keduanya kebelakang (mbondo tangan)
11.    Membuang atau melemparkan genggaman tangan lewat antara dua kaki kita kearah belakang.

Kamis, 24 November 2016

AMALAN RABU PUNGKASAN / WEKASAN (RABU TERAKHIR BULAN SHOFAR)







SUPAYA LEBIH JELAS DAN MUDAH DIFAHAMI BACA DIBAWAH INI:
Rebo wekasan adalah istilah hari rabu terakhir di bulan shofar. Sebagian ulama ahli kasyf menyatakan bahwa setiap tahunnya Allah SWT menurunkan bala' sebanyak 320 000 dan semuanya itu diturunkan pada hari rabu terakhir bulan shofar. Dan barang siapa yang melaksanakan sholat empat rokaat di hari itu (malam rabu) dan kemudian berdoa setelah salam maka Allah SWT akan menjaganya dari semua bala' yang diturunkan pada hari itu sampai sempurnanya tahun.
Tata cara pelaksanaannya:
mandi sunah dengan niat :
نَوَيْتَ غُسْلًا سُنَّةَ لِلّٰهِ تَعَالىٰ
Niat Sholat empat rokaat dua salam
 اُصَلِّى سُنَّةً لِيَوْمِ الْاَخِرِ مِنْ شَهْرِ الصَّفَرِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى اللهُ اَكْبَرُ
disetiap selesai membaca Surat Al-Fatihah dilanjutkan membaca Surat Al-Kautsar 17x, Surat Al-Ikhlash 5x, Surat Al-Falaq 1x,dan Surat An-Nas 1x.
Selesai sholat empat rokaat, kemudian berdoa: 

Catatan:
  1. Pernyataan ulama' ahli kasyf tentang bala' yang turun pada hari rabu terakhir bulan shofar sebatas informasi dan bukan dalam rangka menghukumi sesuatu. Sebab penjelasan ulama' tersebut masuk dalam katagori ilham.
  2. Penjelasan ulama' tersebut di atas memiliki sandaran berupa hadits dhoif riwayat ibnu abbas. Walaupun haditsnya dhoif namun karena termasuk bab targhib dan tarhib maka bisa digunakan untuk sebatas peringatan bukan menghukumi.
  3. Sholat hajat dan doa di atas tidak hanya bisa dilaksanakan di rebo wekasan saja akan tetapi juga boleh di lain waktu. 


Ijazah : K.H. Muhammad Khafid Bin Kasri 






Jumat, 01 Januari 2016

LATIHAN YUK....



JUM'AT KLIWON (MALAM TAHUN BARU 2016)

MUJAHADAH ASMAUL HUSNA NURUL BURHAN

         Pada tanggal 31 Desember 2015, ketika itu pukul 20.30 WIB. Santri-santri Asmaul Husna beserta simpatisan sedang melakukan mujahadah. adapun yang dibaca adalah mujahadah yang bersumber dari Syeikh Ahmad Burhanuddin (Godong, Demak). Mujadah dilakukan sangat khusyuk, karena di ikuti langsung oleh pamong Asmaul Husna Nurul Burhan.
          Selesai pembacaan mujadah, dilanjutkan dengan pembacaan Sinar Fatih (Ayat kursi, Sholawat Nariah, Al-Fatihah) dilanjutkan istirahat dan makan-makan. selesai istirahat pamong Asmaul Husna Nurul Burhan yaitu Kiai H. Muhammad Khafid memberikan kesempatan untur bertanya terkait dengan ijazah, atau pun pemecahan solusi suatu masalah.
          Ketika acara sudah dimulai, yang pertama mengajukan pertanyaan adalah Bapak Khambali Sholikul Hadi, pertanyaan yang dilontarkannya adalah "bagaimana cara mengatasi masalah tanpa masalah"? jawaban dari sang pamong singkatnya adalah IKHLAS. penanya kedua yaitu Bapak Khusnan melontarkan pertanyaan " bagaimana supaya anak-anak kita menjadi anak yang penurut, dan sholeh"?. sang Pamong menjawab ada beberapa ijazah salah satunya dari Syeikh Abdurrahman bin Ahmad Badawi (Mranggen) yaitu dengan dibacakannya surat Al-Qadr sebanyak 1000X (boleh dibaca secara bertahap). atau dibacakan do'a-doa yang ada didalam Al-Qur'an: Surat Al-Anbiya' 89.
          Setelah ada dua orang penanya akhirnya penulis mencoba bertanya kepada sang Guru, penulis bertanya dengan bahasa yang sederhana, "Bahwa saya tidak akan meminta ijazah, ataupun menyampaikan masalah untuk diberikan pemecahan solusi, akan tetapi saya ingin mendengarkan cerita pengalaman sang Pamong dalam berguru dengan beberapa guru, akan tetapi minta yang nantinya akan diceritakan adalah suatu pengalaman yang sampai saat ini masih teringat dan berkesan". sang pamongpun tersenyum dan berkata : sebelum saya bercerita saya ingin memberikan ijazah ALLAAHUMMA AKRIMNAA BISYUR'ATIL FAHMI, setelah itu sang pamong mulai bercerita dia menyatakan bahwa pertama kali guru yang mengukir saya adalah guru Asmaul Husna yaitu Bang Ali Efendi Semarang (Guru Besar Budhi Suci), beliau telah mengajarkan saya tentang makna ke-Ikhlas-an. Dalam menolong seseorang tidak boleh mengharapkan imbalan atau menerima (amplop), sang pamong bercerita dengan paras muka yang mengekspresikan kerinduan yang mendalam, saya sering tidur dirumahnya, merokok bersama dll. secara terlintas tiba-tiba sang pamong teringat dengan ijazah tentang Rizky, yaitu membaca surat Yasin 1x yang didalamnya ada 7 kali berdo'a dan pelaksanaannya dibaca setelah Sholat hajat selama 41 hari. dengan ketentuan ayat pertama يٰس  diulang 16x lalu berdo'a, selanjutnya setelah sampai ayat سلم قولا مّن رّبّ رّحيم (berdo'a) diulang sampai 3x, berarti dalam ayat tersebut ada 3 x berdo'a dan setalah itu sesampai ayat  إنّما أمره إذآ أراد شيئا أن يقول له كن فيكون  (berdo'a) diulang 3 x. berarti lengkap dalam 1x membaca surat yasin kita berdoa sebanyak 7x. Setelah berguru di Bang Ali Efendi, dilanjutkan berguru dengan Syeikh Abdur Rahman bin Ahmad Badawi. selama berguru disana sang pamong di izinkan berguru lagi dengan Syaikh Ahmad Burhanudin. ketika berguru dengan Mbah Burhantidak banya ijazah yang diterimanya. ada beberapa ijazah salah satunya adalah hizib Zaman, dan yang dirasa paling suli yaitu disuruh mengamalkan لاحول ولا قوة الا باالله العلي العظيم. inilah sekilah tentang kenangan malam tahun baru bersama sang Pamong Asmaul Husna Nurul Burhan Demak.